Postingan berikut ini bukan untuk di contoh, tapi cukup untuk dibaca saja. Karena jika dicontoh akan berakibat buruk bagi anda. Tabungan bisa jebol, tagihan CC bisa selangit, uang saku dari ortu bisa amblas ga sampai akhir bulan, dan uang bulanan dari suami bisa dikurangi jatahnya....:(
Namun, bagi saya Retail Theraphy itu perlu. Untuk melepaskan kekesalan dan meredam amarah.seperti yang terjadi beberapa minggu silam. Setiap kali suami mau datang, aku pun sibuk mempersiapkan menu makan maupun cemilan yang akan kusuguhkan untuk memanjakan lidah suami. Karena dengan memasak dan pak suami suka dengan masakan kita rasanya itu laksana kita mendapatkan hadiah utama, berdiri di podium dan dihujani dengan bunga dan taburan confetti..*sigh*
Tapi, jika kerja keras kita tidak dihargai dan merasa dikecewakan, aduhhh rasanya itu seperti jantung ini ketusuk belati, sakittttt banget dan serasa terpuruk ke dalam lubang yang dalam, gelap, dingin dan sempit..tidak bisa bernafasss, hanya tangisan dan tetesan air mata yang tanpa sadar keluar spontan. (Galau mode on).
Iya, that was happened to me... Baru kali ini masakanku ga dijamah sama sekali oleh pak suami, entah karena tidak begitu suka atau tidak punya waktu untuk memakannya karena buru-buru harus balik ke jakarta atau ada alasan lain, aku ga tau. Ide membuat Baked potato with salmon and broccoli memang datang mendadak karena inget kalau di freezer masih ada salmon yang belum kemasak..karena lagi suka baking-baking yang cheesy-cheesy kupikir menu itu cocok deh. Tapi inget kalau suami sudah harus balik besok..dan karena semangat untuk membuat cemilan buat suami masih ada, jadi aku pikir bikin malam hari ga masalah, besoknya tinggal dipanasin di oven.
Sudah, sore harinya langsung nyempetin beli ramekin karena stok alufo cup di lemari dapur habis (biar hemat dan ramah lingkungan juga), dan malamnya dibelain buat bikin, hingga dini hari pun aku jabanin hanya supaya suami masih sempat makan cemilan itu..
Sudah, sore harinya langsung nyempetin beli ramekin karena stok alufo cup di lemari dapur habis (biar hemat dan ramah lingkungan juga), dan malamnya dibelain buat bikin, hingga dini hari pun aku jabanin hanya supaya suami masih sempat makan cemilan itu..
Namun, apa yang terjadi sodara-sodara? Tidak satupun isi ramekin itu termakan., waktu aku tanya suami hanya bilang "lupa". Otomatis sepanjang jalan ke terminal aku diam seribu bahasa, waktu nunggu bus datang pun aku tidak sudi ngobrol dengannya, apalagi melihat wajahnya..NO!. Aku Kecewa. (Titik).
Tidak terasa, hati sesak tiba-tiba...dan air mataku netes sepanjang jalan pulang...sedih karena tidak dihargai jerih payahku semalam. Ngerti gitu, aku tinggal tidur aja tidak perlu susah payah nahan kantuk dan capek..bukannya tidak ikhlas, tapi kecewa.
Masih malas untuk pulang, malas melihat isi ramekin itu berjejer manis di atas oven, jadilah aku pergi shopping,,,melampiaskan rasa kecewaku dengan membelanjakan duit bulanan dari suami..nah looo.
Pergi ke MATOS hanya muter-muter tenant baju dan sepatu tapi ga satupun yang aku bawa pulang..malah ngendon di tenant accessories beliin adek jepit, ikat rambut dan broocs.
Capek muter, capek jalan dengan sepatu highheels..terbersitlah pikiran untuk keluar MATOS dan pergi ke toko sepatu di JL. kawi. Dan dapatlah Flat shoes.
Kemalesanku untuk pulang ternyata makin diperlama dengan adanya hujan deras yng mengguyur malang saat itu.
Yeahhhhh begitulah..salah satu hari yang mengecewakan di awal tahun ini. Semoga kejadian ini dan kesempatan untuk melakukan Retail Theraphy tidak sering menghampiriku..(nabung,,nabung,,nabung).
Yeahhhhh begitulah..salah satu hari yang mengecewakan di awal tahun ini. Semoga kejadian ini dan kesempatan untuk melakukan Retail Theraphy tidak sering menghampiriku..(nabung,,nabung,,nabung).
Untuk my husband, ini akan menjadi renungan kita bersama..apakah perlu kejadian seperti ini terulang kembali?...
Komentar