Seperti yang sudah dijadwalkan DSA Aya
bulan kemarin, bahwa bulan ini di umur Aya yang ke-20 bulan akan dilakukan
vaksinasi PCV. Daftar hari Rabu kemarin dapat no. 5 ehhh, ternyata waktu sampai
sana udah rame,,dan Aya sendiri malah dapat antrian 14 sodara-sodara..selidik
punya selidik,,ternyata hari sabtu pekan ini adalah pekan imunisasi,,jadilah RS
hermina lt 2 dipenuhi oleh bayi yang berumur sekitar 3-9 bulanan…Aya sepertinya
yang paling tua..hihiiii.
Habis ditimbang
dan diukur panjang badannya dimana kotak pengukurnya sudah tidak muat karena
panjang badannya sudah lebih dari 80cm dan berat badannya 11.2 kg (naik 4 ons
dari bulan kemarin), aya langsung muterin ruang tunggu menuju mainan
perosotan,, hadehhhhh seperti sudah hafal aja ni bocah tempatnya mainan..selama
45 menit bunda diajak olahraga naikin tubuhnya ke atas benteng perosotannya,
kemudian nurunin lewat perosotann, begitu terus tanpa berhenti. Sii Adek mahh
enak-enak aja senang..bundanya yang sepertinya mau encok,, bosen diperosotan
pindah ke rumah-rumahan, tapi tidak lama karena tidak ada tantangannya, balik
ke perosotan lagi, ampunnn Nda, kalo ke Hermina lagi harus bareng Nda biar ada
yang gantiin bunda. #boyokloro+ambeienkumat..
Benar-benar jika
antrian lama bikin anak kecil bosen, emake aja bosan apalagi anaknya ya??.
Saking bosennya Aya sampai jalan sendiri muterin ruang tunggu, naik tangga ke
lantai 3,turun lagi ke lantai 2, bersimpuh di lantai, telungkup, mainin kertas
dijadikan kain pel sambil bergaya ngepel seperti inem, #hadehhhhpucyiang..,
namanya anak kecil makin dilarang pasti teriak bikin heboh, daripada nangis
kejer ya sudah biarin aja. Yang penting sebelum masuk ruang periksa harus masuk
toilet dulu cuci tangan dan kaki.
Akhirnya tiba
giliran Aya, untung ruangan dr.lintang menyenangkan banyak boneka dan kiddy’s
friendly jadinya Aya senang-senang aja masuk ruangan. Hal pertama yang
dilakukan menyerahkan memo yang dikasih dr. Lintang bulan kemarin untuk
mengingatkan vaksin apa yang akan diberikan, beliau langsung ingat bahwa Aya
akan divaksin Synflorix (vaksin Pnemokokkus untuk mencegah Invasive Pnemococcal Disease/ IPD). Pemberian vaksin IPD ini memang
masih banyak menjadi pembicaraan ibu-ibu di dunia maya, milis sehat maupun di
media cetak. Banyak ibu-ibu yang masih enggan dan kurang yakin anaknya mau
dikasih vaksin IPD. IPD memang penting untuk memproteksi anak dari penyakit Pnemoniae (radang paru), yang disebabkan
oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
Khusus bakteri ini ternyata strain nya banyak, menurut dr. Purnamawati dalam
bukunya Smart Parents for Healthy Children strain ini ada 90 jenis, nah
sayangnya di Indonesia penelitian tentang IPD masih minim, jadi apakah angka
kejadian IPD ini memang tinggi dan jikalau prevalensinya tinggi berapa banyak
yang fatal, jika banyak yang fatal strain yang mana yang lebih sering menjadi
penyebabnya?.
Vaksin IPD
yang beredar di Indonesia ada Synflorix, Prevenar-7, Prevenar-13. Yang mana
masing-masing mengandung antigen berbeda-beda, Synflorix mengandung 10 antigen
pneumococcus, Prevenar-7 mengandung 7 antigen, begitu juga dengan prevenar-13
mengandung 13 antigen. Berarti pada Synflorix terdapat 10 antigen pneumococcus.
Synflorix dapat melindungi anak dari 10 antigen/strain pneumococcus. Perlu
diketahui bahwa jumlah strain bakteri pneumococcus mencapai lebih dari 90
strain. Synflorix hanya mempunyai efek proteksi terhadap 10 strain pneumococcus
sesuai dengan jumlah dan jenis antigen yang terkandung di dalamnya. Meskipun
demikian, 10 antigen yang terkandung dalam Synflorix merupakan antigen paling
sering yang menyebabkan infeksi pada anak-anak. Sehingga diharapkan imunisasi
tersebut mempunyai efek dapat mencegah penyakit invasive pneumoccal disease
(IPD). Selain belum adanya data yang signifikan, dalam hal biaya vaksin IPD ini
tergolong mahal, untuk synflorix aja sekali injek 0.5 ml seharga IDR. 524.500,
jadi kalau ibu-ibu yang terlalu mempermasalahkan biaya, vaksin ini tidak akan
diberikan pada buah hatinya. Namun, prinsip saya lebih ke Health Economics, mencegah lebih baik daripada mengobati. Lebih
baik mencegah satu kematian atau kecacatan dengan harga 524.500 daripada
membayar milyaran untuk mengobati infeksi akibat penyakit tersebut. Bagaimana
dengan anda?? Setujukah dengan saya???...
Synflorix
sesuai jadwal dari IDAI diberikan 4x pada anak berumur 6 bulan ke atas dengan
selang waktu 4 minggu. Jika anak sudah berumur lebih dari setahun, cukup
diberikan 1 kali saja. Dan Synflorix bisa diberikan secara simultan dengan
vaksin yang lain.
Berbicara
soal simultan, dasar Bunda Aya ini Prinsipnya “Sekali dayung 3-4 pulau
terlampaui” jadilah minta vaksin MMR sekalian diinjeksikan ke paha Aya. Apa itu
MMR? Kata di buku-buku sih itu vaksin combo, terdiri atas mumps (gondongan),
measles (campak) dan Rubella. Tiga virus
dilemahkan dan dijadikan satu. Meskipun Aya sudah divaksin campak pada
waktu umur 9 bulan kemarin, tapi menurutku biar lebih safety, karena kasus yang
terjadi benar-benar bikin bulu kuduk bergidik. Tidak ada salahnya memberikan
anak yang terbaik dari yang paling baik.
Sudah senang
duluan yah, tidak terpikir bahwa ada dokter yang tidak pro imunisasi simultan,
nah salah satunya dr. Lintang., saat saya bilang sekalian sama MMR dok, beliau
kaget. Dan jawabannya sesuai dengan anggapan sebagian dokter SPA yang masih
menganut paham konvensional, beranggapan bahwa MMR ada hubungannya dengan
autisme pada anak. Jadi jika pemberiannya dilakukan sebelum umur 2 tahun bisa
menyebabkan anak autis. Mendengar itu, saya tidak kaget karena sudah banyak
membaca tentang kasus itu. Namun, karena referensi yang saya dapatkan lumayan
banyak, dan pak suami sudah menyerahkan segala urusan vaksinasi pada saya,
bismillahirrahmanirrahim hal itu tidak akan terjadi pada Aya. Maksud hati ingin
berdebat dengan dr. Lintang jika beliau keukeh tidak akan memberikan vaksin MMR
saat itu. Tapi setelah saya memaksa, akhirnya beliau meloloskan juga dan
meminta nurse-nya nyiapin vaksin MMR sekaligus sama IPD. Beliau bilang, “kalau
saya, biasanya nyuntik anak sekali/kunjungan, kasihan takut sakit jika kedua
pahanya disuntik”. Pikirku lain lagi, kalau dua vaksin bisa disuntikkan dalam
satu waktu kenapa tidak, biar sakitnya sekali saja, untuk menghemat biaya
kunjungan juga heheheee. FYI, biaya dokter SPA di RS. Hermina Malang IDR.
120.000/kunjungan.
Kekhawatiran
dokter tentang nangisnya Aya tidak terjadi, Synflorix (IPD) di injek di paha
kiri sedangkan Trimovax (MMR) di paha kanan. Aya dengan santainya menerima
vaksin combo dan simultan tanpa tangisan, malah cengengesan dia. Dr. Lintang
heran karena waktu mau pamit, Aya masih sempat salim sama beliau dan kiss bye juga. Dr. Lintang hanya bisa
bilang “sudah disuntik dua kali masih saja bisa tersenyum”
#geleng-gelengkepala. Saya tersipu malu dan keluar ruangan dengan bangganya.
Komentar