Anak Demam..Don’t Be Panic!
Kata perintah di atas seringkali membuat
para ibu kesal, “bagaimana tidak panik? Tatkala buah hati kita yang tercinta
mendadak demam tinggi, padahal tadinya dia lincah, tertawa, bermain dengan
riangnya.” Tidak heran jika kebanyakan ibu bilang seperti itu. Hal itupun
terjadi padaku. Hari Senin tanggal 21 Mei, sekitar pukul 11 pagi
tiba-tiba jantungku berdegup kencang, saat itu tanpa sengaja mengusap dahi Aya
yang sedang tidur di kamar, Ya Allah kok panas bangettt, kapan mulainya padahal
sepagian tadi dia lari kesana-kemari nenangga main sama anak sebayanya, tau-tau
tidur dengan badan yang panas…Kaget? Tentu, Panik? Pasti. Makin bingung juga
karena 3 jam lagi kita mau balik ke Malang…haduuu, haduuuu bagemana ini, masa
harus menunda kepulangan, ijinku hanya sampai hari senin ini. Tenang tarik nafas dalam-dalam dan hal pertama yang
aku lakukan mengambil thermometer dan meletakkannya di ketiak Aya, no..no..
that’s 39.1oC, langsung deh berlari ke ruang makan dan mengambil obat penurun panas
di kulkas (untung masih ada) NIPE drops, asetaminophen-nya dari dulu memang
cepat menurunkan demam Aya. Masukkan ke botol susunya dan minumkan,
Alhamdulillah sejam kemudian Aya bangun dengan badan yang dingin..dan tanpa
mandi si bocah pun menunggu datangnya travel dengan senyuman.
Paniknya berakhir? Belum. Aku masih
harap-harap cemas dengan kondisi Aya selama perjalanan ke malang. Meski
badannya sudah tidak demam,tapi kondisinya belum nyaman. Terbukti di dalam
travel selama perjalanan dia rewel dan nangis terus-terusan, bingung dengan posisi
duduknya. Matanya sudah mengantuk tapi belum bisa tidur, dia berdiri,
bergelayut, digendong dipundakku, pindah dipangku emak, dikasih susu ga mau
makin kencang tangisannya, sampai tidak enak pada penumpang yang lain. Tapi
namanya juga anak kecil, masa mereka tidak maklum. Akhirnya Aya nyerah pada
keadaan, tidur di pangkuan emak setelah dikasih balsam anak di dada dan
punggungnya.
Sampai di Malang, dia malah cengar-cengir
dan baru jam 01.00 pagi dia tidur. Bagaimana demamnya? T.K.A alias terkendali.
Amin.
Cerita demamnya selesai?? Belum. Paginya,
bangun tidur Aya meler,,pilek badan agak demam. Tapi masih under 38oC.
tidak perlu parasetamol/asetaminofen. Aku masih tenang, mungkin karena
kecapekan baru datang dari Madura yang panas, nyampek malang yang dingin jadi
meler.
Eh tapi, malamnya kok makin panas…suhu badannya
meningkat ke 38.5oC..jadilah Sanmol-Parasetamol masuk,, tidurnya
tidak pules bangun tiap dua jam. Esoknya sanmol masih diberikan, meler masih,
sekarang malah nambah batuk dan muncul bintik merah di pipi dan dahinya..DBD???
terlalu dini untuk mendiagnosa seperti itu. Karena demamnya belum bisa
dikatakan demam tinggi dan bintik merahnya hilang ketika ditekan. Berusaha tidak panik dan berangkat
kerja seperti biasa. Tapi sepulang kerja waktu gendong aya, entah kenapa dia
batuk terus muntahh, seluruh wajahku kena semburan muntahnya Aya..ternyata
perutnya si bocah mulai tidak nyaman..disusul sore harinya dia mencret berulang
hingga malam dan keesokan harinya. Demamnya juga belum turun berkisar 38-39o. Sanmol masih dijadikan obat satu-satunya.
Demam Aya malamnya masih naik-turun,dan rewelnya makin parah. Minta gendong
mulu dan sepanjang malam batuk. Balsam anak jadi andalannya supaya dia bisa
tidur.
Hari keempat sakitnya sejak senin kemaren,
demamnya memasuki tahap konsisten, maksudnya di waktu yang sama Aya demam dan
di jam yang sama pun dia sembuh. Hasil observasi di dapatkan, Aya demam di
pukul 08.00, 11.00, 13.00 dan 16.00. malam harinya demamnya tidak terlalu tinggi
namun pilek dan batuknya semakin parah. Mencretnyapun sering, dalam sehari dia
nge-pup sebanyak 4 kali. Hal tersebut berlanjut ke hari kelima di hari jumat.
Keadaan Aya masih sama seperti kemaren. Ini adalah sakit flu dan common colds-nya
yang terlama. Hari keenam pun kondisi Aya tidak mengalami kemajuan. Sudah,
akhirnya aku menyerah juga pada keadaan. Hari minggu sore aku telpon RSIA
Hermina, make appointment with dr. Lintang Kawuryawan DSA-nya Aya. Dapat no.
urut 5 untuk hari senin sore. Pengobatan Aya semalam itu masih pakai Sanmol dan
balsam anak, sesekali dikompres air hangat.
Pasti banyak yang geregetan, mengapa
seorang anak berumur +18 Bulan sakit demam, muncul bintik merah, batuk, pilek,
muntah dan diare tidak segera dibawa ke dokter??????????????????????????. Bukannya aku ibu supertega, mempermainkan
anak, menjadikan anak kelinci percobaan, tidak diobati hanya diberi obat
penurun panas dan balsam anak. Namun, aku punya cara sendiri untuk merawat
anak. Yups, aku seorang ibu yang suka sekali membaca, tidak punya banyak pengalaman
namun suka mencoba hal baru..dari membaca dan mencoba aku yakin bisa menjadi
ibu yang pintar untuk merawat anakku yang sehat. Dari hobby membaca pula
akhirnya aku mempunyai dokter anak pribadi meskipun hanya lewat Buku “Q & A
Smart Parents For Healthy Children”.
Buku yang dipaparkan oleh dr.Purnamawati S, Pujiarto, SpAK,
MMPed secara gamblang menjelaskan jenis
penyakit yang sering menjadi langganan anak, Penggunaan obat secara rasional,
Asuhan Preventif pada anak dan sangat mudah dimengerti, penuh dengan
pembelajaran apalagi ditambah saran dari ibu-ibu hebat yang menceritakan pengalamannya
dalam merawat anaknya yang sakit.
Penjelasan dr. Purnamawati benar, dan semakin meyakinkanku dalam merawat anak demam
tidak perlu panik. Hal yang perlu dilakukan adalah:
- Memberikan obat penurun panas jika demamnya diatas 39oC, karena demam itu bukan penyakit. Demam adalah suatu perlawanan tubuh ketika tubuh dihinggapi virus dan mengalami infeksi. Demam akan sembuh jika infeksinya berakhir. Sedangkan obat penurun panas sejenis parasetamol dan asetaminophen diberikan untuk mencegah semakin tingginya panas pada anak, bukan obat penghilang panas.
- Kompres air hangat untuk menstabilkan suhu tubuh.
- Memberikan balsam anak atau sejenis vicks untuk meredakan dan melonggarkan saluran nafasnya ketika batuk pilek. Tidak perlu memberikan pengencer dahak karena pilek dan batuk adalah reaksi yang memang muncul tatkala anak batuk pilek, hal itu akan sembuh dengan sendirinya apabila daya tahan tubuh anak mulai membaik.
-
Perbanyak minum air hangat, ASI atau susu untuk mencegah dehidrasi pada anak
- Jika mencret berilah dia cairan yang banyak dan jika perlu berikan oralit.
-
Antibiotik dan vitamin tubuh tidak diperlukan karena kerja obat tersebut hanya akan membebani kerja hati dan ginjal anak yang belum berfungsi secara sempurna.
Namun yang terpenting adalah kasih sayang, kesabaran dan perhatian seorang ibu yang tulus pada anak untuk mempercepat sembuhnya si anak harus benar-benar diterapkan. Satu lagi, banyak berdoa dan pasrahkan pada Allah SWT, bahwa Dia tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan umatnya.Keyakinan itulah yang akhirnya membatalkan appointment-ku dengan dr.Lintang pada senin sore. Karena paginya Aya sudah sembuh, diobservasi hingga siang pukul 14.00, demamnya tidak muncul lagi. Dan bisa tertawa seperti ini lagi,Alhamdulillahi Rabbil’alaminn. Senang rasanya hatiku tatkala melihat senyumannya kembali hadir.Yeahhh, I am A Smart Parent For My Healthy Child. ^^
Komentar