Pagi ini dimulai dengan sarapan pagi di Sukowati, menunya nasi
padang lagi heheeee…si pak suami memang agak rewel dengan makanan di Bali.
Itinerary-nya sihh hari ini full wisata belanja, tapi masih pengen main ke kuta
dan sanur. Oke, jadilah kita mampir ke sukowati bentar, tidak sempat
mengeksplor tempat-tempat bagian dalam. Setelah itu kita langsung berangkat ke Pantai
sanur, kali ini kita pakai sopir karena suaminya sepupuku masih capek buat
nyetir keliling Bali lagi dan untuk menghemat waktu juga biar ga kesasar lagi.
Sampai di sanur kita hanya duduk-duduk santaiiii banget di gazebo
pinggir pantai menikmati semilir angin pantaii yang dingin dan bau laut yang
segar..misal ga rame-rame itu mungkin kita bisa tiduran sampai beneran tertidur
karena tempatnya benar-benar nyaman.
Puas di sanur kita lanjut menuju pantai kuta, namun sebelumnya kita
mampir ke toko kue dulu karena mau merayakan ultah Aya yang ke-2 tahun di
pantai Kuta. Dapat sifon cake dibalurin cream cheese warna pink beserta lilin
angka 2 dan piring kertas sama garpunya.
Sampai di pantai kuta, kita langsung sewa tikar 30k/tikar. Ada yang langsung main air, ada yang
leyeh-leyeh di tikar, ada juga yang
asyik manjain rambut, udah dari dulu katanya ngidam mau ‘ngelabangin’/‘ngegimbalin’ rambut di Bali. Keturutann
deh, dengan membayar 50k rambut sudah nampak seperti orang jamaica. Ada lagi
yang ngidam mau berfoto dengan turis,,hadehhhh. Jadinya aku jadi terpaksa jadi
guide dadakan. Yahh, yang penting semua impian sodara ini bisa tercapai di
Bali. Kalau aku pribadi lebih suka duduk di pinggir pantai menikmati udara
pantai dan main pasir..mumpung ada temannya nih, anakku sukaaaaaaa banget main
pasir,, sampai kemakan-makan itu pasir, di rambutnya aja penuh pasir jangan di
Tanya di bagian mukanya.. but, she’s very enjoy it. Maklum anak yang tumbuh di
perbukitan dibawa ke laut pasti excited banget.
Waktu terasa cepat sekali berlalu, belum puas main pasir sudah
gelap, pemandangan sunset di kuta memang benar-benar cantik, harus balik lagi
suatu saat menghabiskan waktu seharian main pasir sama Aya. Setelah
membersihkan diri dari pasir, kita siap-siap tiup lilin. Si Aya sekarang sudah
pinter berpose di depan kamera, dan sudah mengerti apa itu tiup lilin beda
banget sama ultah pertamanya kemarin (yang belum di posting ceritanya, dasar
emak sok sibuk) yang masih cuek banget sama tamu dan gag ngerti apa-apa
tentang acara yang khusus diadakan untuknya.
Setelah dari pantai kuta kita mau ke toko yang memang ditulis
pertama di itinerary kalau ke Bali belum mampir dan borong barang disitu belum
afdoll. Joger, gudang kata-kata yang tidak pernah mati..niat hati sudah mau
memborong habis isi toko, tapi ternyata kecewa yang kita dapat sodara-sodara.
Sudah nyari lokasinya susahh banget (karena sopirnya saking “seringnya” ke
joger) sampai muterin pantai kuta 3x baru ketemu. Padahal sebenarnya lokasinya
di pinggir jalan dan gampang dicari, yahh karena lupa jadinya lama sampainya.
Sampai di depan joger malah rolling door tokonya yang kita lihat alias sudah
tutup. Lemeeessssss deh, serasa ga punya urat nadi kala itu, penyesalan ga
henti-henti. Coba kita tadi ke joger dulu, coba kita tadi di sanur ga kelamaan,
coba kita, coba…dan coba….banyak pengandaian untuk denial perbuatan kita yang
tadi kita nikmati dengan sangat nyaman, hanya gara-gara urung belanja di Joger.
Aduhh.. yang rencananya mau makan di
Jimbaran jadi tidak berselera (coret itinerary). Jadinya kita pergi ke
department store buat beli bajunya keponakan yang memang dari kemarin belum
beli sama sekali, karena niatnya memang mau beli di joger. Eh, ternyata di
department store itu gag ada baju yang khas Bali jadi seperti baju di matahari
and centrepoint gitu. Kalau aku tidak tertarik sama sekali.
Perjuangan belum selesai, si sopir ngajak muter Bali, tapi jam
segini (tercatat 23.00) mana ada toko yang buka, akhirnya kita di drop di hotel
dan sepupuku sekeluarga masih keluar lagi untuk beli baju,,,ampunnn mereka baru
datang pukul 03.00 otomatis hanya tidur 2 jam karena pukul 05.00 kita sudah
harus cabcus ke airport. Kita dapat flight yang pagi banget pukul 07.30 dan
dimajukan via short message pukul 07.15. pukul 06.30 kita sudah di airport.
Pemeriksaan di bandara Ngurah rai lebih ribet dari Juanda. Tiap orang harus
megang tiket masing-masing dan ID. Untungnya lancarrrrr…
Tapi, tidak selalu berjalan lancar. Naik ke pesawat, penumpang yang
lain sudah have a seat, beda sama Aya
dia masih jalan di lorong tempat duduk, tawa-tawa makin difoto makin menebar
pesona..kalau pesawat belum take off tidak ada masalah sama sekali, tapii
sesaat pesawat udah mulai jalan, lampu seat
belt nyala, aya tidak mau duduk manis.. dia mau turun dan jalan di lorong,
dibujuk liat pesawat dari jendela tidak mau,, diiming-imingin majalah juga ga
mau akhirnya meledaklah tangisannya kencengggg, banget dan lamaaa,,,petunjuk
pendaratan darurat, pemakaian selang oksigen, dan pelampung yang disampaikan
pramugari dan pramugaranya gag terdengar sama sekali. Sampai mau take off-pun Aya belum diem.
Untunggggggg banget, pramugaranya baikkk. Aya ga perlu pakek seat belt, tapi dipangku jangan
dibiarkan berdiri selama take off.
Entah capek atau sudah bosen nangis, dia diem dan mau minum susu sambil liat
majalah pake meja yang dilipat di bagian belakang tempat duduk kursi bagian
depan kita, ughhhh..aku bisa bernafas lega. Adek…bikin bunda meras keringet di
dahi.
Perjalanan lancar, Alhamdulillah tanpa hambatan. 50 menit setelahnya
atau pukul 09.00 WIB kita landing di
Juanda.
Namunn……., ada sedikit trouble
juga setelah kita landing. Luggage kita yang masuk bagasi ternyata tidak muncul,
tasnya emak (yang berisi baju oleh-oleh dan big kopernya sepupu aku, itu isinya
semuanya oleh-oleh) panik deh ketika tasnya ga muncul-muncul sampai tas
terakhir keluarpun belum terlihat koper kita. Melirik di bagian koper maskapai
lain juga tidak ada, dan sebenarnya tidak mungkin kesasar ke pesawat lain
(saking paniknya, agak kurang jernih mikirnya), sebelnya lagi ground staff nya Airasia nihil, seorang
pun ga ada sama sekali. Ini mau nanya kemana ya???. Untung aja ada si Nda nih
yang memang berpengalaman dalam hal barang hilang dan bisa dikatakan sebagai
pencari ulung (detektif kali heheee). Sebagai seorang penyidik dia langsung
nyamperin kantor AirAsianya dan sempat marah-marah deh ke staff sana, kok bisa
koper kita bisa keluar bukan dari lajurnya dan bisa berpindah tempat ada di
kantor AirAsia. Kelalaian AirAsia patut dipertanyakan, apalagi sama Nda sedikit
ditakut-takutin mengenai lemahnya security di bagian pemeriksaan bagasi. Aku
tidak tahu apa saja yang dilontarkan Nda saat itu, yang pasti akhirnya hati
kita lega karena Koper kita ada dan isinya lengkap. Ini menjadi suatu
pengalaman dan warning buat kita semua, bahwa se-secure apapun bagasi kita, untuk barang berharga jangan sekali-kali
diletakkan di bagasi, bawa aja ke kabin
dengan ukuran tas yang sudah ditentukan oleh pihak maskapai. Dan jika
terjadi kehilangan luggage langsung
saja lapor ke kantor AirAsianya, kalau perlu marah-marahin deh itu staff yang
kerjanya tidak becus dalam melayani penumpang. Aku malah inget kejadian yang
menimpa seorang blogger yang juga kehilangan barang di AirAsia disini. Ternyata AirAsia meskipun unggul di
pesawatnya yang mana sudah menggunakan Airbus, tapi mempunyai kelemahan di
bagian luggage dan ground staff.
Liburan yang lumayan seru, karena bisa merayakan Ultah Aya di Bali
meskipun tanpa makan dan goodie bag
yang mewah dan berbagai insiden kurang menyenangkan belum membuat kita kapok
naik AirAsia dan belum kapok juga pergi ke Bali. Lokasi yang belum terkunjungi
dan barang yang belum terbeli kita jadikan penyemangat buat nabung lagi. Karena
suatu saat kita harus kembali kesana lagi pastinya dengan waktu yang agak lama
(pengennya seminggu, biar bisa meng-explore Bali lebih luas lagi). InsyaAllah
terwujud, amin,, Bali wait for us
ya..
Komentar