Berbicara
tentang kebaikan dan keburukan, kita sebagai manusia tidak bisa menilai dengan
satu sisi saja. Kita melakukan kebaikan yang menurut kita sudah paling baik,
belum tentu menurut orang lain baik. begitu juga yang kita anggap buruk, belum tentu sepenuhnya buruk.
Oleh Karena itu, dalam berkehidupan kita tidak boleh menghakimi orang lain yang
tidak sejalan dengan kita, karena setiap individu pasti mempunyai alasan
tertentu setiap apa yang ia lakukan. Aku pribadi termasuk orang yang tidak
terlalu ngoyo untuk menasehati orang lain, biasanya menegur, menasehati sekali
kalau memang itu salah, dan selesai. Selanjutnya terserah orang tersebut mau
mengubahnya atau tidak, yang penting memberitahu jalan yang lurus sudah saya
laksanakan. Penghakiman selanjutnya terserah kelak di Pengadilan Allah SWT yang
pasti lebih adil tanpa sogokan, penipuan, “main belakang” dsb.
Nah,
berbicara tentang penghakiman, beberapa waktu yang lalu, aku tiba-tiba menjadi
seorang terdakwa dan dihakimi seseorang yang kenal muka aja belum, boro-boro
kenal langsung, berjabatan tangan aja tidak terjadi sekalipun. Tiba-tiba
membombardir dengan kata-kata penghakiman yang tidak pernah saya dapatkan
sebelumnya, yang katanya dibilang aku terlalu vulgar, tidak menghormati privasi
orang lain, endesbre, endesbre,… lumayan bikin hari itu badmood.
*ajakan-atasan-untuk-diberangkatkan-pelatihan-tidak-terdengar..
Flasback ke
Hari sebelumnya..
Berawal dari
ajakan seorang teman dekat yang mengadakan charity buat seorang balita bernama
Kiran yang mengalami gangguan syaraf di kedua kakinya, yang mengakibatkan
lumpuhnya tulang tungkai (sampai disini belum ada masalah). Selama setahun ini,
sudah berulang kali keluar-masuk RS, hingga terakhir kali dilakukan tindakan
operasi untuk menyusun ulang syaraf motorik tungkainya, dengan tujuan supaya
syaraf terangsang untuk melakukan pergerakan. Operasi berjalan lancar, namun
kedua kakinya harus di gips untuk menopang tungkainya. Karena besarnya biaya operasi
yang mencapai 12 juta belum juga biaya perawatan selama di RS, uang kamar dan
obat-obatan menghabiskan bea sekitar 10 juta. Nominal segitu mungkin tidak
masalah bagi orang yang berduit, namun bagi orang tua Kiran yang bapaknya seorang
buruh pabrik, harga itu bisa membikin dada sesak dan berkeringan dingin, dari
mana duit sebanyak itu?
Nah dari sini
ajakan charity datang, melihat kondisi kiran memang lumayan bikin hati sedih
dan berlinang air mata, Ya Allah apa dosa bocah kecil itu hingga Engkau memberi
ujian yang begitu berat padanya?. Tanpa pikir panjang, aku menerima ajakan itu
dan berniat charity dimulai dari teman BBM dulu, langsung bikin narasi
Broadcast, langsung send ke semua contact.
Alhamdulillah
tidak lama langsung banyak yang merespon, tanpa basa-basi juga mereka langsung
mentransfer donasinya ke no.account bank-ku. Tidak disangka jiwa sosial mereka
banyak yang tinggi, tapi ada juga yang pura-pura prihatin tapi tidak bisa
membantu, ada juga hanya pinter ngomong doang, sok menasehati dan berdakwah
panjang x lebar, hellooo eloo kagak nyumbang nyocot
ae, kalau mau ceramah sono di Balai RT, hihiiii…(sabarrr).
Alhamdulillahhh
sehari aja sudah terkumpul IDR. 500.000, charity berlanjut ke keesokan harinya
hingga mendapatkan nominal IDR. 1.250.000, saya rasa itu nominal yang besar
yang didapatkan hanya dalam 24jam. Pertamanya berjalan lancar, hingga pesan BBM
muncul di ponselku:
T: Jenk, yang
kemarin charity-nya Kiran Pean Broadcast?
A: lho, iya.
Namanya juga charity, harus diketahui oleh khalayak banyak toh?
T: Hentikan
jenk, BC nya nyampek ke keluarga Kiran.
A: ?????????
*bingung
Lho,
maksudnya gimana? Bukannya kalo charity itu harusnya sudah mendapatkan ijin dulu
dari keluarga receiver? Kok ini
diketahui oleh keluarga kiran malah suruh dihentikan? Malah bertanya-tanya ini
charity beneran apa bohongan? Apakah aku hanya jadi alat untuk mengumpulkan
uang menggunakan kedok charity di belakangnya?. Setelah bicara
panjangxlebarxtinggi, ternyata keluarga Kiran keberatan dengan narasi yang aku
buat di BC, yang dengan gamblang menyebut ortu Kiran seorang buruh pabrik. dan
jadilah aku ini sasaran caci-maki orang yang belum aku kenal. Malah ada
perasaan menyesal ikut charity ini, tidak dapat untung, justru dapat buntung.
Untungnya saat itu aku lagi puasa, jadi males untuk tengkar ngeladenin orang
itu. Okelah aku ngalah, langsung buat BC cancel-an dan menutup charity saat itu
juga. Biar Orang rese itu puas.
Belum selesai
kemarahanku, masih saja dibikin sebel. Hasil donasi yang didapatkan rencananya
aku titipkan pada orang itu, yang notabene kawan ibu Kiran. Aku tidak bisa
memberikan langsung karena tempatnya yang jauh dan aku tidak tahu betul lokasi
rumahnya. No. akun bank sudah aku dapatkan, eh bukannya lancar di transfer,
ternyata gagal karena no akunnya sudah ditutup oleh pihak bank. Nah looo, pihak
bank menutup no akun tersebut karena saldo Rp. 0,-. Astaga orang ini selain
bisanya hanya memaki orang juga sangat merepotkan, katanya no akun itu kemarin
masih digunakan untuk mentransfer gaji dia, bahkan kemarin juga ada yang
transfer donasi melalui no akun tersebut. Padahal bolak-balik tellernya
ngecek,ternyata no akun tersebut sudah ditutup otomatis oleh bank, karena
selama 3 bulan terakhir tidak terjadi transaksi. Belum selesai kesalku,
ternyata dia yang salah, memberikan no akun yang salah..astagfirullah, beneran
ni orang bikin hipertensi aja. Sabar untuk kedua kalinya. Kesabaranku saat itu
benar-benar diuji, bukannya minta maaf, orang itu malah minta tolong untuk
menanyakan ke tellernya, jika transfer ke no akun yang sudah di tutup apakah
saldo pengirim akan berkurang?, logika aja tanpa bertanya pada tellernya-pun,
uang tidak akan masuk ke no akun yang sudah ditutup..dong dong bener tuh orang.
Ternyata benar, kata tellernya saldo pengirim tidak akan terpotong, karena uang
yang dikirim ke no akun yang sudah tertutup tidak akan bisa masuk.#tepokjidatngelusdada
Ingin rasanya
aku akhiri dua hari pengganggu ketenangan ini. Setelah donasi masuk ke no. akun
orang itu, lega rasanya hati. Tugasku sebagai pengemban amanah teman-teman
donator selesai sudah. Giliran orang itu untuk menyampaikannya ke orang tua
Kiran. Ternyata kalau keburukan itu seraya bisa lenyap sekaligus, sekarang
orang itu malah berbaik kata padaku. Seakan lupa tentang omongan kampungannya
kemarin. Makanya niat baik seseorang itu jangan hanya dipandang sebelah mata.
Belum kenal orangnya langsung main tuduh sembarangan. Yang pasti ini
benar-benar menjadi pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga bagiku.
Dan buat orang nyinyir di luar sana, aku tidak perduli. ”Gue gak kenal siapa
elo.”, yang jelas, aku melakukan kebaikan di jalan yang lurus dan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Menyangkut narasi data receiver, saya rasa itu harus
disertakan sebagai data authentic, tidak mungkin para donatur akan memberikan
donasinya pada seorang anak dari seorang manager bank, dosen, pengusaha
furniture, bisnisman dll. FYI, teman-teman aku pasti bisa berfikir logis
tentang itu, karena mereka orang-orang berpendidikan tinggi dan bisa memilah
mana yang baik dan mana yang buruk, tapi
belum tentu dengan anda!!!
Btw, terima
kasih banyak buat teman-teman aku yang begitu perduli pada Kiran, semoga amal
ibadah teman-teman dilipatgandakan oleh Allah SWT, apalagi dilakukan di bulan
ramadhan yang penuh berkah ini.
Marhaban Ya
Ramadhan.,
jazakumullah khairon katsiro.
Komentar