Langsung ke konten utama

The Day you were Born....

Selama di malang, aku kontrol kehamilan rajin tiap bulan ke dr. Imam Wahyudi, SPOG. Namun, karena masalah keluarga yang lebih banyak di madura dan belum berpengalaman dalam mengurus bayi,, akhirnya diambil keputusan untuk melahirkan aya di pamekasan. Keputusan itu ada benarnya juga, karena meski mau melahirkan di malang dr. Imam tidak bisa membantu persalinan karena 2 minggu sebelum due date ku melahirkan (10 November) beliau berangkat ke mekkah untuk menunaikan ibadah haji, meski ada dokter pengganti aku tidak begitu sreg kalau bukan dr.imam yang notabene sudah paham dengan medical record ku selama hamil.

Setelah recomendasi dan cuti udah didapat aku pulang kampung tgl 25 oktober. Setelah sampai di pamekasan, karena alasan finansial dan ke-sreg-an hati, aku rencana melahirkan ke bidan yang masih saudara sendiri. Sekali kontrol, kondisi aku dan baby sehat, detak jantung normal dan fetusnya panjang katanya lebih dari 30cm. Dua kali kontrol bgitu juga, disuruh mulai membersihkan puting dan areola untuk IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Tinggal beberapa hari lagi masuk due date, ada yang dipertanyakan oleh bidan iin. Posisi fetus belum masuk poros padahal sudah hampir due date., atas saran beliau saya disuruh banyak nungging dan ngepel ala inem yaitu pakai tangan jongkok nungging tiap hari..ya ampunn padahal tidak pernah seumur hidup melakukan itu. Demi kebaikan akhirnya kujabanin tiap hari ngepel. Kekhawatiranku bertambah dengan banyaknya orang yang bilang bahwa perutku masih menukik tinggi, bayi belum turun. Serrrrr...keringat dingin keluar, masak aku tidak bisa melahirkan normal. Stress diperparah dengan adanya intimidasi dari orang yang sepertinya mendukung aku untuk melahirkan sesar. Tapi semangatku tetap keukeh, ngepel tiap hari, jalan pagi sampek lari-lari kecil kulakukan biar bayinya masuk poros, butttttttttttt....

H-1 due date (9 November) habis ngepel pagi entah kenapa perutku nyeri amat sangat dan yang lebih membuat aku keringetan, dari miss-V ku keluar lendir yang disertai darah pucat (pink keoranye-an). Tanpa berpikir panjang ku langsung telpon ebok (ibu mertua), knp ebok yang ditelpon duluan?entah knp refleks aja,mungkin krn ku anggap ibu yang paling dekat setalah ditinggal mama, ebok langsung ke rumah diikuti oleh te anna (dia memang paling bisa diandalkan untuk urusan emergency dan hospitally). Sampai di mbak iin ternyata masih pembukaan 1, katanya jika cepat pukul 10 malam nanti bisa nambah. Namun sampek keesokan harinya (10 november, my due date) ku kontrol lagi masih sama belum ada kemajuan. Begitu juga esoknya (11 november) masih tetap pembukaan 1. Akhirnya sama mbk iin direkomendasi suruh kontrol ke dokter untuk di USG ditakutkan ada lilitan di leher baby karena baby gak mau turun/masuk poros. Bukan hanya aku yang dag dig dug ser ser ser...papaku, ebok, tante-tante dan om saleh dan sepupu-sepupu ikut ketar-ketir dengan kondisiku, semuanya ikut aku kontrol..ya ampunnnn kayak mau unjuk rasa aja. Kebetulan mas ku juga udh datang semalam/dini hari yang mana perjalanannya tidak seperti biasanya hampir 24 jam perjalan dari jkt-mdr seakan-akan firasat buruk akan melahirkan sesar udh kerasa.

Akhirnya hari jumat pagi tgl 12 November jam 7 pagi,kami semua udh stand by di tempat praktik dr. Husein SPOG, alamaakkkk dokternya baru dtg sekitar jam 8.15. dan aku pasien pertama. Hasil pemeriksaan diketahui baby siap lahir, tapi belum masuk poros. Misal aku ke sini sejak kemaren-kemarennya hari ini sudah lahir kata dokternya, saya dikasih opsi lahir normal tapi tanpa ditemani dokter hanya bidan saja (mungkin mau diinduksi/dirangsang) atau apalah...yang pasti bisa lahir normal walopun memerlukan waktu lama. Keputusan sectio memang datang dari aku sendiri dengan beberapa pertimbangan tentunya. 1. Aku tidak mau kejadian tahun kemaren yang kehilangan calon buah hati terulang kembali. 2. Ini bayi yang memang sudah kunantikan, gag sabar ingin melihat mukanya. 3. Aku ingin waktu mas-ku dan si baby agak lama di dalam masa cutinya., jika saja mas-ku dinasnya satu kota denganku mungkin opsi ketiga tidak masuk dalam pertimbangan,, memang ada penyesalan dalam keputusan ini, namun aku selalu melihat hikmah dan kebaikan di balik itu semua dan mas-ku mendukung 100%. Alhamdulillah.

Sekitar jam 9 ku mulai siap-siap dibantu oleh suster dan bidan rumah sakit yang salah satunya adalah teman SMP ku..jadinya santai aja jalaninnya gak terbersit perasaan takut sama sekali, dari pakai baju operasi, pemasangan kateter (seumur hidup baru kali ini ku pakai kateter, catet!), setelah siap kudinaikkan ambulance ke RS (karena ribet dengan kateternya), dan saking sehatnya masuk ruang  operasi ku berjalan kaki dengan pakaian operasi dan menggotong kateter sendiri.

Di ruang operasi mulai deh dipasangin semua alat monitor jantung. Mungkin karena aku deg-degan ya jadi heart rate aku rada tinggi. Tangan dibentangkan (seperti disalib,katanya biar ga gerak selama operasi berlangsung. Di ruang operasi ada sekitar 6-7 orang ya. Dokter anestesi, Dokter kandungan, Dokter pembantu operasi (gak ngerti ini namanya apa, pokoknya dia memperkenalkan diri yang akan membantu dr. Husein selama proses operasi), Suster 2 orang, bidan dan Dokter Anak.  Jam 09.50 dr. Husein belum datang, masih terdengar omongan di ruang operasi, sedang saya tdk bisa melihat apa yg terjadi di sisi kaki karena terhalang oleh selembar kain yang di pasang melintang dpn wajah, hanya bayangan dari tembok  keramik yg samar terlihat..perutku yang buncit sebentar lagi akan mengempis bersamaan dengan keluarnya bayiku. Belum lama mengkhayal seperti apa kira-kira wajah bayiku ternyata dr.Husein datang. Dr. Anestesi langsung menyuntikkan cairan lewat infus di pergelangan tanganku dan nyambung ke hidung (seperti selang oksigen)..sedetik serasa menghirup aroma alkohol 96% ku langsung mengantuk........

Begitu sadar yang kulihat samar-samar adalah lampu neon ruangan yang ‘blur’ ternyata penglihatanku masih blm sempurna. Dan perlahan mendengar suara orang,,”pelan-pelan naruhnya,,iya pelan-pelan” ternyata suara Om juhri. Ada yang mengikat badanku dengan selembar kain, ada yang memeriksa di bagian kemaluanku, kaki seakan dibentangkan dan berkata “tidak ada pendarahan, bagus”, ada yang mencongkel lenganku dengan alat tajam dan bilang “ini untuk tes alergi”. Dan suara yang paling ku kenal adalah suara mas ku. Dia menghampiriku dan menunjukkan gambar di HP-nya dia bilang “anak kita cewek Bun, Cantik, makasih ya”..meski belum jelas melihat aku bisa tau di HP itu memang ada seorang anak dibungkus kain,wajhnya putih dan lagi nangis....itu anakku. Aku belum ketemu langsung dengan Aya anakku karena ternyata aku sudah dipindah ke ruang observasi pasca operasi dan Aya diobservasi dulu di kamar bayi. Badanku gemetar dan menggigil...sedetik seperti tidak sadar,namun hangatnya minyak kayu putih yang dilumuri ke seluruh badanku bisa menghangatkan tubuhku. Setelah 2 jam ku pindah ke kamar, namunn belum bisa ketemu aya juga. Pasca operasi  1 x 24 jam aku gak boleh beranjak dari tempat tidur. Mandi pun hanya dilap oleh suster.. Dan mesti stuck dengan infus dan blom boleh makan/minum sampai kentut. Walau kata dokter jaga bunyi usus ku sudah ok. Jadi sudah boleh minum. Aku ngentut sekitar jam 5 sore,,tapi belum yakin karena hanya sekali hembus heheheee..baru jam 7 malam aku ngentuk berkali kali. Lapor ke dokter jaga sudah diperbolehkan minum,tapi hanya 2 sendok tiap 2 jam sekali...ya ampunnnnnnn..menderita sekali,,mana lapar pula. Karena sejak tadi subuh saya memang tidak memakan apapun (sudah siap-siap untuk operasi). Makan baru boleh keesokan hari, itupun hanya bubur.

Sore harinya saat yang ditunggu-tunggu. Aya mau dibawa ke kamarku...asyikk..dan ternyata pertama kali melihat Aya,,subhanallah aku tidak berkedip,,dan gag terasa air mata netes..aku gag percaya sekarang sudah menjadi seorang Ibu..anakku cantik, putih,matanya sipit dan mulutnya kecil. Kata Mas ku Aya lahir sekitar pukul 10.10 dan suara tangisannya kencang banget,dikirain cowok, ternyata cewek.  Sayang dia lagi tdur,jadi tdk bisa bercanda. Ku hanya bisa menatap aya yang digendong ebok, karena aku belom bisa bangun..bekas sobekan di perutt masihh sangat perihhh dan sakit. Gak papa nak...kita masih punya banyak waktu utk bersama.


Esok harinya, ku belajar bangun, duduk, melangkah ke kamar mandi dan menyeka tubuh sendiri. Masih pusing,,dan perut masih perih. Tapi kata Dokter Saya bisa pulang siang ini.

Sampai di rumah proses menyusui dimulai. Kalau selama 2x24 jam aya minum sufor sekarang saatnya ASI..proses latch on Aya bagus sekali..sekali disodorin ‘mimik’ku dia langsung nangkap dan nyedot. Subhanallaaahhh...semoga ASI bunda berlimpah buatmu sayang. Meski bukan ASIX aku berharap Aya bisa tumbuh dan berkembang seperti halnya bayi ASIX. Aminnn....selamat datang anakku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Erha Clinic Office Peeling

Erha lagi, erha lagi...gag ada postingan lain apa?..*sigh* Aku pun juga berpikir begitu, bukan maksud untuk pamer,, ini lohh aku makin cantik berkat erha, ini lohh kulitku makin sehat berkat erha,, namun siapapun pasti setuju jika sesuatu hal yang baik tidak boleh disembunyikan, kita bisa membaginya dengan orang lain, siapa tau ada yang memang benar-benar membutuhkan informasi ini, kita pun akan mendapat pahala karena bisa membahagiakan orang lain itu. Setuju ga?,,, dan satu lagi, niat baik tidak boleh ditunda, karena kesempatan tidak bisa datang untuk kedua kalinya. Kalau bisa dilakukan sekarang, why not??... Membantu teman juga perbuatan baik, dan jika dia senang kita pun bisa bangga diri.. Seperti aku yang bisa membanggakan kulit sehatku pada teman kantor. Mereka semua bilang wajahku makin sehat, bersih, segar, merona dan inclong,, ada yang iri tapi ada juga yang penasaran..nah yang penasaran ini setelah memendam sedemikian lama rasa penasarannya, akhirnya kapan hari nanya

Erha Clinic Malang: Meet The Dermatologist

ini sebenarnya postingan yang sangat terlambat, karena belum ada waktu buat nge-post padahal banyak banget teman-teman yang minta review erha malang. langsung ke TeKaPe aja. Nulis postingan ini entah mengapa hati sangat senang, mungkin karena nulisnya sambil ngelus-ngelus pipi dengan telapak tangan, yang berasa mulus...lus..halus like babies skin heheee.. benaar banget itu karena erhaclinic dan krim-krimnya yang ciamik. seperti yang telah disinggung sebelumnya erha itu merupakan sobat lama yang paling dikangeni kehadirannya. beruntung sekali sekarang hadir di Malang. Nah ceritanya, hari Sabtu tanggal 4 Agustus kemarin maksud hati mau konsul ke dermatologistnya. aku pikir bisa langsung, eh ternyata gak. berangkat setelah pulang kerja, sampai disana tempatnya sepi, tidak ada pengunjung satu pun, hanya ada satpam, apothecary keeper dan recepcionis tnya. langsung ke recepcionist nya dan bilang mau konsul, ternyata kalau hari sabtu dokternya praktik hanya sampai pukul 13.00 aj

Erha Clinic Malang: My Dermatologist

  Is she my dermatologist?...NO Are they my dermatologist?? Absolutely not!   Yes,,This is my dermatologist, dr. Sinta Murlistyarini, SPKK Ohh iyaa iniiiiii.. (sambil nunjuk pakek jari telunjuk niru gayanya Aya). Setelah minggu lalu sempat tidak ketemu dr.Sinta karena katanya mendadak diperintah Dekan Fak.Kedokteran UB untuk meeting di luar kota, akhirnya tanggal 7 November baru bisa konsultasi lagi. Biasanya aku ke erha hari Jumat sepulang kerja, karena hari jumat besok ada acara makanya jadwal dimajukan ke Rabu yang mana jam buka konsultasinya mulai jam 18.00 Wib. Aku masih nyempetin pulang ke rumah dan bawa Aya sekalian (mumpung ada Nda juga).   Habis sholat maghrib langsung meluncur ke erha, dan ternyata disana sudah penuh dengan manusia yang duduk menunggu panggilan konsultasi. Benar saja aku dapat antrian no 15 (bakalan banyak waktu buat Aya to show time nihh). Okelah mari kita mulai pertunjukannya. Dapat tempat duduk sampingan dengan rak te