Apa aqiqah itu? Berdasarkan yang aku ketahui, berdasarkan bahasa aqiqah berarti ‘memutus’, sedangkan berdasarkan syara’/syar’i berarti menyembelih kambing di hari ketujuh kelahiran anaknya.
Pelaksanaan Aqiqah hendaknya dilakukan pada hari ketujuh. Dalam pelaksanaan itu, orang tua diperintahkan menggunduli rambut bayi dan memberi nama yang baik, sebagaimana disabdakan Rasulullah saw.,:
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْـنَـةٌ بِـعَـقِـيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَـنْـهُ يَـوْمَ سَابِـعِـهِ وَيُـسَـمَّى فِيْـهِ وَيُـحْلَـقُ رَأْسُـهُ
“Setiap anak yang lahir tergadai aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dan pada hari itu ia diberi nama dan digunduli rambutnya.” (Hadits Sahih Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Baihaqi dan Hakim).
Hadits lain tentang Aqiqah adalah:
قَلَتْ عَائِـشَةُ : عَقَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْحَـسَـنِ وَالْـحُسَيْنِ يَوْمَ السَابِـعِ
Aisyah berkata, “Rasulullah Saw pernah beraqiqah untuk Hasan dan Husein pada hari ketujuh…” (HR. Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi)
Berdasarkan riwayat hadits shahih di atas jelaslah bahwa aqiqah itu hukumnya sunnah, artinya kalau dilaksanakan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa, serta pelaksanaannya pada hari ketujuh. Memang ada keterangan yang menyebutkan aqiqah itu pada hari keempat belas atau hari keduapuluh satu, haditsnya sebagai berikut :
قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـعَـقِـيْقَتةُ تُـذْبَحُ لِسَـبْعٍ وَلِأَرْبَعَ عَشَرَةَ وَلِإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ
Kata Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas , atau keduapuluh satunya. (HR. Baihaqi dan Thabrani)
Namun, keluarga kita sepakat untuk melangsungkan aqiqah Aya pada hari ketujuh lahirnya. Terutama kakungnya yang bersikeras agar akikahan aya dilaksanakan pada saat Aya masih umur 7 hari, Yahhh... kita mengikuti aja. Acaranya pun dilaksanakan secara sederhana, hanya mengundang anggota keluarga dan para tetangga dekat. Acara hanya dilakukan dengan pengajian bersama yang dipimpin oleh seorang ustad dengan membaca surat-surat bacaan tahlil, yasinan dan surat-surat pendek yang lain. Sedangkan proses pencukuran rambut belum dilaksanakan, mengingat Aya masih terlalu kecil. Kita putuskan pencukuran dilaksanakan pada saat Aya berumur 40 hari. Setelah pengajian selesai, diadakan pemberian makna nama anak yang di-aqiqahkan. Disinilah, ada peristiwa lucu dimana ternyata pemaknaan nama Aya agak berbeda sedikit dengan penafsiran Ustad. Yaitu...
Shofura
Versi kami: nama istrinya nabi Musa AS. Yang terkenal paling sabar dan tawakkal....
Versi Ustad: dari bahasa arab “Shofuro” yang berarti bejana kosong.
Najma
Versi kami: seorang wanita yang cantik dan wangi
Versi Ustad: dari bahasa arab “Nujum” yang berarti Bintang nan tinggi.
Yahhh...apapun arti dan maknanya, kami selaku orang tua berharap Aya selalu menjadi anak Sholehah dan dilimpahi rejeki yang melimpah oleh Allah SWT serta selalu mendapatkan perlindungan dariNYA. Amin..
Acara Aqiqahan selain diawali dengan pengajian juga ada perintah untuk menyembelih kambing. Menurut aturan Islam, jika anaknya perempuan maka diwajibkan menyembelih kambing 1 ekor sebagai penebusan anak dari Allah SWT, yang sekarang sudah dipercayakan pada kita untuk diasuh dan dibesarkan. Dan untuk anak laki-laki di utamakan untuk menyembelih 2 ekor kambing (jika mampu).
Adapun dalil yang menyatakan, bahwa kambing yang disembelih itu dinamakan aqiqah antara lain adalah hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bazzar dari Atha’, dari Ibnu Abbas secara marfu:
Bagi seorang anak laki-laki dua ekor aqiqah dan seorang anak perempuan seekor.
Hadits riwayat Aisyah r.a.:
Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami supaya menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor dan untuk wanita seekor.
Berhubungan dengan penyembelihan kambing, pastinya menu-nya pun tidak jauh-jauh dari kambing. Yupppss., untuk menu hidangannya kami menyuguhkan sate dan sop kambing (gule) untuk para undangan dan keluarga. Karena masakan ‘emak’ku udah terkenal nikmat, jadinya suguhan tersebut benar-benar memanjakan lidah para undangan, mereka semua menghabiskan makanannya. Alhamdulillahh Ya..
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=856&bagian=0
Sumber Pengertian Aqiqah, Dalil Syari Tentang Aqiqah, Hukum Aqiqah : http://alsofwah.or.id
Pelaksanaan Aqiqah hendaknya dilakukan pada hari ketujuh. Dalam pelaksanaan itu, orang tua diperintahkan menggunduli rambut bayi dan memberi nama yang baik, sebagaimana disabdakan Rasulullah saw.,:
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْـنَـةٌ بِـعَـقِـيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَـنْـهُ يَـوْمَ سَابِـعِـهِ وَيُـسَـمَّى فِيْـهِ وَيُـحْلَـقُ رَأْسُـهُ
“Setiap anak yang lahir tergadai aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dan pada hari itu ia diberi nama dan digunduli rambutnya.” (Hadits Sahih Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Baihaqi dan Hakim).
Hadits lain tentang Aqiqah adalah:
قَلَتْ عَائِـشَةُ : عَقَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْحَـسَـنِ وَالْـحُسَيْنِ يَوْمَ السَابِـعِ
Aisyah berkata, “Rasulullah Saw pernah beraqiqah untuk Hasan dan Husein pada hari ketujuh…” (HR. Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi)
Berdasarkan riwayat hadits shahih di atas jelaslah bahwa aqiqah itu hukumnya sunnah, artinya kalau dilaksanakan mendapatkan pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa, serta pelaksanaannya pada hari ketujuh. Memang ada keterangan yang menyebutkan aqiqah itu pada hari keempat belas atau hari keduapuluh satu, haditsnya sebagai berikut :
قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـعَـقِـيْقَتةُ تُـذْبَحُ لِسَـبْعٍ وَلِأَرْبَعَ عَشَرَةَ وَلِإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ
Kata Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas , atau keduapuluh satunya. (HR. Baihaqi dan Thabrani)
Namun, keluarga kita sepakat untuk melangsungkan aqiqah Aya pada hari ketujuh lahirnya. Terutama kakungnya yang bersikeras agar akikahan aya dilaksanakan pada saat Aya masih umur 7 hari, Yahhh... kita mengikuti aja. Acaranya pun dilaksanakan secara sederhana, hanya mengundang anggota keluarga dan para tetangga dekat. Acara hanya dilakukan dengan pengajian bersama yang dipimpin oleh seorang ustad dengan membaca surat-surat bacaan tahlil, yasinan dan surat-surat pendek yang lain. Sedangkan proses pencukuran rambut belum dilaksanakan, mengingat Aya masih terlalu kecil. Kita putuskan pencukuran dilaksanakan pada saat Aya berumur 40 hari. Setelah pengajian selesai, diadakan pemberian makna nama anak yang di-aqiqahkan. Disinilah, ada peristiwa lucu dimana ternyata pemaknaan nama Aya agak berbeda sedikit dengan penafsiran Ustad. Yaitu...
Shofura
Versi kami: nama istrinya nabi Musa AS. Yang terkenal paling sabar dan tawakkal....
Versi Ustad: dari bahasa arab “Shofuro” yang berarti bejana kosong.
Najma
Versi kami: seorang wanita yang cantik dan wangi
Versi Ustad: dari bahasa arab “Nujum” yang berarti Bintang nan tinggi.
Yahhh...apapun arti dan maknanya, kami selaku orang tua berharap Aya selalu menjadi anak Sholehah dan dilimpahi rejeki yang melimpah oleh Allah SWT serta selalu mendapatkan perlindungan dariNYA. Amin..
Acara Aqiqahan selain diawali dengan pengajian juga ada perintah untuk menyembelih kambing. Menurut aturan Islam, jika anaknya perempuan maka diwajibkan menyembelih kambing 1 ekor sebagai penebusan anak dari Allah SWT, yang sekarang sudah dipercayakan pada kita untuk diasuh dan dibesarkan. Dan untuk anak laki-laki di utamakan untuk menyembelih 2 ekor kambing (jika mampu).
Adapun dalil yang menyatakan, bahwa kambing yang disembelih itu dinamakan aqiqah antara lain adalah hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bazzar dari Atha’, dari Ibnu Abbas secara marfu:
Bagi seorang anak laki-laki dua ekor aqiqah dan seorang anak perempuan seekor.
Hadits riwayat Aisyah r.a.:
Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami supaya menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor dan untuk wanita seekor.
Berhubungan dengan penyembelihan kambing, pastinya menu-nya pun tidak jauh-jauh dari kambing. Yupppss., untuk menu hidangannya kami menyuguhkan sate dan sop kambing (gule) untuk para undangan dan keluarga. Karena masakan ‘emak’ku udah terkenal nikmat, jadinya suguhan tersebut benar-benar memanjakan lidah para undangan, mereka semua menghabiskan makanannya. Alhamdulillahh Ya..
Sayangnya Acara ini, saya tidak bisa berpartisipasi, karena perut (bekas operasi) belum begitu pulih. jadinya hanya menjadi penonton setia di dalam rumah dengan sesekali mimik-in Aya ASI.
Tapi gak apa-apa...pengalaman pertama seumur hidup ini sangat membahagiakanku..karena kehidupan baruku yang akan penuh rasa akan dimulai dari sekarang...semangatttt.^-^
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=856&bagian=0
Sumber Pengertian Aqiqah, Dalil Syari Tentang Aqiqah, Hukum Aqiqah : http://alsofwah.or.id
Komentar